Selasa, 10 Juni 2014

Prabowo Makin Kalah dari Jokowi setelah Debat Perdana

Menurut saya dari debat perdana capres 2014, Prabowo tidak berhasil menambah suara dari suara mengambang. Meski perolehan suara Prabowo terus bertambah dari dukungan-dukungan beragam partai dan masyarakat, pertanyaannya, apakah 9 Juli nanti berhasil mengalahkan Jokowi?

Debat capres adalah yang paling menentukan dibanding saluran kampanye yang lain. Kampanye lebih mengarah pada rakyat yang sudah menentukan pilihannya. Sedangkan debat capres dapat menembus kepada rakyat suara mengambang.

Posisi sebelum debat, perkiraan saya,

Prabowo - Hatta = 30%
Jokowi - JK = 40%
Suara mengambang = 30%

Dari debat capres, Prabowo harus mampu meraih suara mengambang 20% sehingga 30% + 20% = 50% yang berarti menyusul perolehan suara Jokowi. Sedangkan hasil pengamatan debat perdana kemarin tampaknya berakhir imbang atau bahkan menang Jokowi. Dengan demikian posisi sementara Jokowi masih tetap unggul.

Berikut adalah beberapa catatan yang dapat memenangkan debat capres berikutnya, baik untuk pasangan Prabowo maupun Jokowi.

1. Hanya suara mengambang

Suara kader tidak perlu diperhitungkan. Bagi pendukung Prabowo, debat pertama dimenangkan Prabowo. Bagi pendukung Jokowi, debat perdana dimenangkan Jokowi. Mereka tidak akan berubah pikiran. Hanya suara mengambang, yang belum menentukan pilihan, yang mungkin akan menambah suara bagi Prabowo atau Jokowi.

2. Pertarungan sebelum debat

Prabowo memenangkan pertarungan sebelum debat dengan mengatakan dirinya tidak perlu melakukan persiapan khusus untuk debat. Persiapan khusus menunjukkan sebuah upaya pencitraan seperti yang dilakukan Jokowi. Pihak Jokowi membalas dengan menyatakan hanya latihan 30 menit saja. Sebuah jawaban yang bagus.


Analisis saya menunjukkan suara mengambang lebih mendukung Prabowo dalam kondisi ini. Tetapi sayangnya, tampaknya, Prabowo benar-benar tidak melakukan latihan. Tentu saja tanpa latihan dan persiapan khusus pasti akan kesulitan ketika debat.

3. Kampanye halus saat debat
Karena Prabowo tidak melakukan latihan maka benar-benar tidak melakukan kampanye halus. Sedangkan Jokowi dengan cerdik memanfaatkan kampanye halus. Perhatikan Jokowi selalu mengacungkan dua jari. Bila Jokowi hendak menyatakan beberapa hal maka yang pertama tidak disebut, sedangkan yang "KEDUA" dengan jelas ia tekankan. "Bagi saya kesejahteraan rakyat melalui demokrasi adalah paling utama. Sedangkan urusan jadi presiden cukup nomor dua," kata Jokowi.

Mau tidak mau kedua kubu harus menyusun rencana dengan baik dan lembut untuk memenangkan suara mengambang melalui kampanye halus.

4. Mendukung lawan

Prabowo lebih baik dengan mendukung lawan, "Saya sepakat dengan Pak Jokowi." Sedangkan Jokowi sama sekali tidak mendukung lawan. Sayangnya, Prabowo benar-benar mendukung lawan tanpa menjatuhkan. Padahal, dalam debat, setelah lawan didukung harus dijatuhkan.

Seharusnya Prabowo melanjutkan, "Saya sepakat dengan Pak Jokowi... tetapi satu hal yang lebih penting .... (diisi dengan keunggulan Prabowo)..."

5. Memberi yang dibutuhkan rakyat

Prabowo sudah melakukannya tapi Jokowi melakukannya dengan lebih baik.

"Demokrasi adalah mendengarkan suara rakyat..." kata Jokowi. Ini benar-benar mengena di hati dan pikiran suara mengambang.

"Saya akan meningkatkan kesejahteraan aparat, hakim agung, ..." kata Prabowo. Ini juga sangat mengena. Sayangnya Prabowo berhenti di kesejahteraan pejabat. Seharusnya dia melanjutkan dengan memastikan meningkatkan kesejahteraan rakyat, petani, buruh, dan lain-lain sebagai mana tercantum dalam visi-misi Prabowo. Pasti hasilnya lebih baik.

Masih banyak ide-ide memenangkan debat. Kita diskusikan pada tulisan berikutnya.

Masih ada 4 babak debat capres, kedua kubu harus memanfaatkan sebaik-baiknya untuk meraih suara mengambang.

Tidak ada komentar: